Sabtu, 29 November 2014

Perubahan dan Pergeseran Bahasa di Masyarakat dalam lingkup Keluarga







BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multilingual dan multikultural yang sarat dengan terjadinya fenomena kebahasaan. Hal ini disebabkan adanya kontak bahasa yang tidak dapat dihindari, khususnya di daerah perbatasan. Perebutan pengaruh pemakaian bahasa (bahasa ibu) oleh masing-masing pemilik bahasa sangat menentukan keberlangsungan bahasa yang dimilikinya. Untuk itu, keloyalitasan penutur bahasa ibu sangat memengaruhi keberadaan bahasa ibu dalam komunikasi. Semakin tinggi loyalitas pemakaian bahasa ibu akan berpeluang eksistensi bahasa ibu sulit bergeser dalam masyarakat tutur. Sebaliknya, semakin rendah loyalitas pemakaian bahasa ibu akan berpeluang terjadinya pergeseran bahasa dan lambat laun akan terjadi kepunahan bahasa ibu.
Menurut Fasold (1984:213), pemertahanan dan pergeseran bahasa ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Ia merupakan hasil kolektif dari pilihan bahasa (language choice). Selanjutnya, dikemukakan bahwa pemertahanan bahasa dan pergeseran bahasa adalah “language shift simply means that a community gives up a language completely in favourof another one. The members of the community, when the shift has taken plece, have collectivelly chosen a new language where and old one used to be used. In language maintenance, the community collectivelly decides to continue using the language in domains formely shift in progress. If the members of speech community are monolingual and are not collectively acquiring another language, then they are obvisiously maintaining theirlanguage use pattern…(Fasold 1984:213)”
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa pergeseran bahasa itu terjadi manakala masyarakat pemakai bahasa memilih suatu bahasa baru untuk mengganti bahasa sebelumnya. Dengan kata lain, pergeseran bahasa itu terjadi karena masyarakat bahasa tertentu beralih ke bahasa lain, biasanya bahasa yang dominan dan berprestise, lalu digunakan dalam ranah-ranah pemakaian bahasa yang lama, pemertahanan bahasa dalam masyarakat bahasa tetap menggunakan bahasa-bahasa secara kolektif atau secara bersama-sama dalam ranah-ranah pemakaian tradisional.
Keragaman bahasa daerah sebagai bahasa ibu oleh masing-masing penutur saat ini didapati mendapat tantangan atas keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa asing. Untuk itu, pergeseran bahasa ataupun pemertahanan bahasa daerah sebagai bahasa ibu dimungkinkan mewarnai kondisi yang demikian. Hal ini selaras dengan pendapat Wilian (2005:94) sebagai bangsa yang multilingual, gejala pergeseran bahasa itu memang juga sedang melanda bahasa daerah (bahasa ibu) di Indonesia. Misalnya, penelitian Gunarwan (2001) yang menghasilkan temuan bahwa bahasa Lampung (bahasa daerah) tergeser akibat adanya desakan bahasa Indonesia. Di samping itu, pergeseran bahasa (language shift) juga bisa terjadi di kalangan generasi muda. Sebagaimana penelitian bahasa Tonsea di Sulut yang dilakukan oleh Wantania (1996) dan Siregar et.al (1998) yang meneliti kasus pemertahanan bahasa dan sikap bahasa masyarakat bilingual di Medan.
Sehubungan dengan uraian di atas, wilayah Indonesia sangat rentan terjadinya pergeseran bahasa, khususnya ranah keluarga yang digunakan sebagai sarana kali pertama pemerolehan bahasa ibu. Untuk itu, pergeseran bahasa  pada masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan seringnya terjadi kontak bahasa antara bahasa daerah ditambah dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa asing dalam peristiwa tutur. Situasi kebahasaan yang demikian memberikan peluang terjadi pergeseran bahasa, khususnya dalam ranah keluarga. Selanjutnya, ranah keluarga tersebut dijadikan fokus dalam penelitian pergeseran bahasa pada masyarakat. Pengfokusan penelitian ini didasarkan pada anggapan bahwa ranah keluarga terdapat pada setiap masyarakat bahasa dan dapat mewakili potret masyarakat yang diteliti secara menyeluruh. Sehubungan dengan hal tersebut permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana pola bagaimana pola pergeseran bahasa pada masyarakat dalam ranah keluarga. Berdasarkan permasalahan tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan pola pergeseran bahasa pada masyarakat dalam ranah keluarga.











B.     Masalah Penelitian

      Berdasarkan latar belakang penelitian, pokok permasalahan penelitian ini
      dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.      Apakah telah terjadi pergeseran dan pemertahanan bahasa dalam
           masyarakat?
2.      Jika benar terjadi pergeseran, apa penyebab utama terjadinya pergeseran
           Bahasa dalam masyarakat tersebut?

C.    Tujuan Penelitian

1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mempertahankan bahasa.
2.      Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya pergeseran dan pemertahanan bahasa.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Hasil pembahasan ini diharapkan dapat menambah dan menggembangkan wawasan                            ilmu pendidikan khususnya pada proses mempertahankan Bahasa.
2.      Membangun kesadaran berbahasa dalam berbagai ranah dan situasi pada masyarakat majemuk dapat digunakan sesuai dengan perannya masing-masing dalam ranah-ranah pemakaiannya.

      








BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa

Pergeseran bahasa berkaitan dengan fenomena sosiolinguistik yang terjadi akibat adanya kontak bahasa. Pergeseran bahasa menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh sekelompok penutur yang bisa terjadi akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Apabila seseorang atau sekelompok penutur pindah ke tempat lain yang menggunakan bahasa lain, dan berinteraksi dengan masyarakat tutur di wilayah tersebut, maka akan terjadilah pergeseran bahasa. Kelompok pendatang umumnya harus menyesuaikan diri dengan menanggalkan bahasanya sendiri dan menggunakan bahasa penduduk setempat. Dengan kata lain, Para pendatang cenderung menyesuaikan diri dengan bahasa interlokutor. Proses pergeseran bahasa ini bisa saja diawali oleh sejumlah kecil penutur dan baru dikatakan pergeseran penuh ketika sejumlah kelompok atau guyub ikut serta melakukan penyesuain bahasa.
Jika berkumpul dengan komunitas masyrakat yang berasal dari komunitas atau daerah dan bahasa yang sama, masyarakat umumnya masih mempertahankan  penggunaan bahasa pertamanya. Akan tetapi, untuk berkomunikasi dengan selain kelompok atau komunitasnya tentu mereka tidak dapat bertahan untuk tetap menggunakan bahasanya pertamanya tersebut. Sedikit demi sedikit mereka harus belajar menggunakan bahasa penduduk setempat untuk mempermudah mereka melakukan berbagai aktivitas sosial. Sumarsono dan Partana (2004: 231) mendefinisikan pergeseran bahasa fenomena di mana suatu komunitas meninggalkan suatu bahasa sepenuhnya untuk memakai bahasa lain.
Pergeseran bahasa biasanya terjadi di negara, daerah, atau wilayah yang memberi harapan untuk kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik, sehingga mengundang imigran untuk mendatanginya. Misalnya, kota metropolitan Jakarta yang identik dengan kota yang menjanjikan seseorang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik sehingga mendorong warga masyrakat dari berbagai daerah untuk datang berbondong-bondong ke sana. Salah satu contoh, warga Maluku yang melakukan migrasi ke Jakarta, secara perlahan karena adanya tuntutan situasi, kondisi, dan kebutuhan maka mereka akan berpindah mempergunakan bahasa mereka ke bahasa Indonesia.
Peristiwa pergeseran bahasa setidaknya disebabkan oleh beberapa faktor, beberapa diantaranaya yakni : adanya dwibahasawan, migrasi, perkembangan ekonomi, adanya status bahasa yang dianggap lebih tinggi oleh masyarakat sosial dan imprelisme atau penjajahan. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahawa pergeseran bahasa terjadi pada masyarakat dwibahasa atau multibahasa. Kedwibahasaan tersebut kemungkinan dimulai ketika penduduk melakukan migrasi  sehingga terjadi kontak budaya yang berujung pada kontak bahasa pula dengan penduduk asli yang memiliki bahasa yang berbeda. Keadaan itupun akhirnya membuat mereka menanggalkan atau tidak memakai kembali bahasa asli mereka. Pada situasi kedwibahasaan sering terlihat orang melakukan penggantian satu bahasa dengan bahasa lainnya dalam berkomunikasi. Penggantian bahasa ini biasanya terjadi karena tuntutan berbagai situasi yang dihadapi oleh masyarakat tutur. Selain itu, peralihan atau penggantian bahasa itu dapat terjadi karena penggantian topik pembicaraan.
Peristiwa pergeseran bahasa yang tejadi pada akhirnya akan berujung pada dua hal, yakni apakah bahasa resepien yang mengalami pergeseran tersebut mengalami pergeseran yang berujung pada kepunahan atau tetap bertahan dengan memungsikan dua bahasa (menjadi dwibahasa).
Pemertahanan bahasa pada umumnya bertujuan untuk mempertahankan budaya yang berfungsi sebagai identitas kelompok atau komunitas, untuk mempermudah mengenali anggota komunitas, dan untuk mengikat rasa persaudaraan sesama komunitas. Keadaan ini akan umumnya terjadi pada komunitas masyarakat yang memiliki bahasa lebih dari satu. Faktor yang mendorong bisa saja berasal dari dalam diri individu yang memiliki rasa cinta akan bahasa ibu sehingga menanamkannya kepada keluarga dan masyarakat dan dari rasa persatuan serta kecintaan pada indentitas kelompok atau komunitas yang dimiliki.


B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran dan pemertahanan bahasa antara lain

a.      industrialisasi
        adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.

b.     imigrasi
       adalah perpindahan orang dari suatu negara-bangsa (nation-state) ke negara lain, di mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh imigran, sedangkan turis dan pendatang untuk jangka waktu pendek tidak dianggap imigran. Walaupun demikian, migrasi pekerja musiman (umumnya untuk periode kurang dari satu tahun) sering dianggap sebagai bentuk imigrasi. PBB memperkirakan ada sekitar 190 juta imigran internasional pada tahun 2005, sekitar 3% dari populasi dunia. Sisanya tinggal di negara kelahiran mereka atau negara penerusnya.

c.     politik
       Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat  politik yang dikenal dalam ilmu politik.

d.    pendidikan
     adalah pembelajaran pengetahuan , keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

e.     mobilitas sosial
       mobilitas adalah pergerakan atau perpindahan, sedangkan social adalah masyarakat. Jadi mobilitas sosial adalah adalah suatu proses pergerakan naik(social climbing) atau turunnya(social sinking) status seseorang atau kelompok masyarakat.

f.      jumlah penutur
     ialah jumlah atau banyaknya masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut sehingga secara langsung ataupun tidak langsung itu merupakan salah satu cara untuk mempertahankan suatu bahasa agar tidak terjadi pergeseran.

g .    konsentrasi pemukiman
      ialah fokus kepada pemukiman dimana seseorang berada dan selalu menggunakan bahasa dimana ia berada atau menyesuaikan bahasa setempat.
     













BAB III
HASIL PENELITIAN

A.  Hasil Penelitian dan pembahasan hasil Penelitian

          Masalah yang sering dihadapi di dalam masyarakat yaitu masalah perubahan dan pergeseran bahasa. Perubahan dan pergeseran itu timbul ketika sekelompok maupun perindividu orang bertemu dengan orang yang bukan satu daerah dengan dirinya di sini mereka dituntut untuk menggunakan bahasa persatuan.
           Perubahan menyangkut mengenai bahasa sebagai kode, dimana sesuai dengan salah satu sifatnya yang dinamis, dan sebagi akibat persentuhan dengan kode-kodelain. Maka, bahasa itu berubah. Pergeseran bahasa menyangkut masalah mobitas penutur,sebagai akibat dari perpindahan penutur atau para penutur itu sendiri yang menyebabkan terjadinya pergeseran itu. Sedangkan pemertahanan bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut di tengah-tengah bahasa-bahasa lainnya.
           Terjadinya sebuah perubahan pada bahasa itu sulit untuk diamati, sebab perubahan itu, sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa waktu yang relatif lama, sehingga tidak mungkin diobservasi oleh seseorang yang mempunyai waktu relatif terbatas. Bukti adanya perubahan bahasa itu pun terbatas pada bahasa-bahasa yang mempunyai tradisi tulis, dan mempunyai dokumen tertulis dari masa-masa yang sudah lama berlalu. perubahan bahasa lazim diartikan sebagi adanya perubahan kaidah, entah kaidahnya itu direvisi, menghilang, atau munculnya kaidah baru, dan semuanya itu dapat terjadi pada semua tataran linguistik, seperti fonologi, morfologi,sintaksis, semantik, maupun leksikon.
           Pergeseran bahasa itu terjadi manakala masyarakat pemakai bahasa memilih suatu bahasa baru untuk mengganti bahasa sebelumnya. Dengan kata lain, pergeseran bahasa itu terjadi karena masyarakat bahasa tertentu beralih ke bahasa lain, biasanya bahasa yang dominan dan berprestise, lalu digunakan dalam ranah-ranah pemakaian bahasa yang lama, pemertahanan bahasa dalam masyarakat bahasa tetap menggunakan bahasa-bahasa secara kolektif atau secara bersama-sama dalam ranah-ranah pemakaian tradisional.


 Seperti contoh dibawah ini bahasa persatuan sangat dibutuhkan agar setiap hal yang dibicarakan dapat dimengerti antara satu sama lain.


A:    dengan siapa kau ibadah tadi Yas?
B:    dengan kak Monik, kakak dengan siapa?
A:    sendiri, kog bisa ketemu dengan kak Monik?
B:     janjian tadi BBMan lok,
A:    em, kemana kak Monik tinggal?
B:     ntah apa tadi tu , egh dia bilang sih ke jalan apa ya tadi namanya!  
A:    kota baru ujungkah?
B :   aa , pokoknya sebelum Jl Perdamaianlh.
A:    emm , ngomong apa-apalh kalian tadi?
B:    cerita-cerita , cerita tentang Modes , kuliah , cerita tentang OMK, pokoknya  banyaklh
A:    masihkah kak Monik tu ikut yang di kampus tu?
B:    masih.
A:    jadi apa dia?
B:    kayaknya Cuma jadi anggota dch, tapi ndak tahulh
A     kayak sibuk dia tu ya!
B:    sangat. Katanya tanggal 31 ni mereka ano, mereka ada kegiatan di Nyarungkop
A:    maperta kali!
B:    aa itulh.


Dari percakapan diatas si A berasal dari Menyuke sedangkan si B berasal dari Ngabang. Si A dan si B memiliki bahasa pertama atau bahasa ibu yang berbeda namun mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia agar dapat di mengerti antara satu dengan yang lain.  Jika si A menggunakan bahasa pertamanya belum tentu si B mengerti apa yang si A bicarakan demikian juga sebaliknya. Di sini sudah dapat kita lihat bahasa itu bergeser dan mengalami perubahan ketika seseorang bertemu dengan orang yang bukan satu daerah dengannya ataupun tidak mengerti dengan bahasa yang dimiliki lawan bicaranya. Komunikasi sempurna itu ketika pembicara dan lawan bicara sama-sama mengerti terhadap bahasa yang mereka gunakan untuk salim berkomunikasi.




B.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa

Pergeseran dan pemertahanan bahasa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Masalah pergeseran dan pemertahanan bahasa di Indonesia dipengaruhi oleh faktor yang dilatarbelakangi oleh situasi kedwibahasaan atau kemultibahasaan. Industrialisasu dan urbanisasi dipandang sebagai penyebab utama bergeser atau punahnya sebuah bahasa yang dapat berkait dengan keterpakaian praktis sebuah bahasa, efisiensi bahasa, mobilitas sosial, kemajuan ekonomi dan sebagainya.
Pada umumnya sekolah atau pendidikan sering juga menjadi penyebab bergesernya bahasa, karena sekolah selalu memperkenalkan bahasa kedua (B2) kepada anak didiknya yang semula monolingual, menjadi dwibahasawan dan akhirnnya meninggalkan atau menggeser bahasa pertama (B1) mereka. Faktor lain yang banyak oleh para ahli sosiolinguistik adalah faktor yang berhubungan dengan faktor usia, jenis kelamin, dan kekerapan kontak dengan bahasa lain. Rokhman (2000) dalam kajiannya mengidentifikasikan tiga faktor yang mempengaruhi pergeseran dan pemertahanan bahasa pada masyarakat tutur Jawa dialek Banyumas, yakni faktor sosial, kultural, dan situasional.
Kajian tentang berbagai kasus tersebut di atas memberikan bukti bahwa tidak ada satupun faktor yang mampu berdiri sendiri sebagai satu-satunya faktor pendukung pergeseran dan pemertahanan bahasa. Dengan demikian, tidak semua faktor yang telah disebutkan di atas mesti terlibat dalam setiap kasus.












BAB IV
PENUTUP


A.  Simpulan
Bergesernya sebuah bahasa, baik pada kelompok minoritas maupun pada kelompok imigran transmigran dapat disebabkan oleh banyak faktor. Hasil-hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor industrialisasi dan migrasi merupakan faktor utama. Salah satu faktor penting pemertahanan sebuah bahasa adalah loyalitas masyarakat pendukungnya. Dengan loyalitas itu, pendukung sebuah bahasa akan tetap mentramisikan bahasanya dari generasi ke generasi agar tetap selalu ada. Karna pada umumnya setiap masyarakat mengiginkan agar bahasanya tetap bertahan sampai kegenerasi seterusnya.
Pemertahanan bahasa pada umumnya bertujuan untuk mempertahankan budaya yang berfungsi sebagai identitas kelompok atau komunitas, untuk mempermudah mengenali anggota komunitas, dan untuk mengikat rasa persaudaraan sesama komunitas. Keadaan ini akan umumnya terjadi pada komunitas masyarakat yang memiliki bahasa lebih dari satu. Faktor yang mendorong bisa saja berasal dari dalam diri individu yang memiliki rasa cinta akan bahasa ibu sehingga menanamkannya kepada keluarga dan masyarakat dan dari rasa persatuan serta kecintaan pada indentitas kelompok atau komunitas yang dimiliki.

B.  Saran
Kelangsungan hidup bahasa dapat dipertahankan dengan penetapan sebagai bahasa setempat dan digunakan sesuai dengan ranahnya. Marilah kita saling menjaga dan mempertahankan bahasa kita masing-masing agar tidak terjadi pergeseran akibat adanya bahasa asing yang masuk di daerah kita masing-masing. Tidak ada salahnya jika kita mempelajari bahasa asing karna mengikuti perubahan waktu ke waktu namun yang salah itu ketika kita mempelajari bahasa baru dan melupakan bahasa lama.




DAFTAR PUSTAKA

Masnur Muslih. (2010). Tata bentuk bahasa Indonesia (kajian ke                             arahtatabahasa deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara

Gunarwan, Asim. (2001). “Beberapa Kasus Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa.
Rokhman, Fathur. 2003. Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik di Banyumas. Disertasi. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sumarsono dan Paina Partana. (2004). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More